Semangat
kebersamaan, saling bahu membahu, ringan sama di jinjing berat sama dipikul
itulah gambaran secara umum gotong royong, sebuah warisan budaya bangsa yang
saat ini mulai jarang ditemui dalam kehidupan bermasyarakat di indonesia. Dalam
sejarahnya gotong royong lahir murni dari akar budaya di kepulauan nusantara.
Hampir semua kebudayaan di Nusantara mengenal istilah gotong royong dari sabang
di aceh sampai merauke di ujung timur pulau irian. Tradisi ini bahkan sudah
dikenal sejak abad ke IV masehi
Semangat
kolektifitas itulah yang mendasari filosofi utama dalam budaya gotong royong bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan
tersebut secara adil. Menariknya dalam praktik gotong royong tersebut adalah
suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan murni tanpa pamrih dan secara
sukarela dilaksanakan oleh semua masyarakat menurut batas kemampuannya
masing-masing. Masyarakat bekerja
tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Yang pada akhirnya menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan,
tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional.
Dalam prinsipnya budaya
gotong royong yang ada ditengah masyarakat Indonesia, setidak nya menganndung beberapa nilai budaya yang adiluhung diantaranya
pertama Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan atau dengan kata lain persatuan.
Kedua Saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama. Ketiga Usaha
peningkatann pemenuhan kesejahteraan secara kolektive dan yang terakhir usaha
penyesuaian dan integrasi penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama.
Pengamalan budaya Gotong Royong dalam Berbagai Kehidupan juga menunjukkan
bahwa Budaya gotong royong yang telah menjadi kepribadian
bangsa Indonesia harus benar-benar dijaga dan dipelihara, dan jangan biarkan di
gerus oleh bengisnya budaya neo-liberalisme barat yang belum tentu baik buat
budaya kita seperti kita ketuhui bersama
nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
memiliki alasan pentingnya yaitu pertama Bahwa manusia membutuhkan sesamanya
dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani. Kedua Manusia baru
berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya. Ketiga Manusia
sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi dan
tenggang rasa terhadap sesamanya. Ke empat Dasar keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama,
bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di
akhirat. Kelima Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu
kegiatan terasa
lebih ringan, mudah dan lancar. Tentunya kita sebagai
generasi penerus peradaban bangsa yang adiluhung ini tentunya tidak mau anak
cucu kita hanya tahu kata gotong royong ini hanya dalam buku dongeng mereka
mari jaga bersama budaya ini, ayooo bergotong royong. (edi susilo)
0 komentar:
Posting Komentar